RANGKUMAN SEJARAH DESA KERTANEGARA BERDASARKAN HASIL PENELITIAN OLEH TIM LITERASI SEJARAH DESA KERTANEGARA

  1. Desa Kertanegara diperkirakan sudah ada sejak tahun 1500an atau sekitar abad ke-16 Masehi.
  2. Terdapat kemungkinan penamaan Desa Kertanegara terinspirasi dari pangeran kerajaan Singhasari yaitu pangeran Kertanegara yang dikenal hampir di seluruh Nusantara. Singhasari runtuh pada sekitar tahun 1292 dan pengikut pangeran Kertanegara berkelana hingga ke sekitar wilayah banyumas.
  3. Sosok pemberi nama Desa Kertanegara dimungkinkan adalah Wali Perkasa atau utusan dari kerajaan Pajang-Demak. Nama Desa Kertanegara tercatat dalam Babad Onje yang menceritakan perjalanan dari utusan kerajaan Demak tersebut. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1571 M.
  4. Hari Jadi Desa Kertanegara disepakati pada tanggal 13 Februari 1755 didasarkan pada Perjanjian Giyanti.
  5. Eksistensi wilayah Kertanegara diperkuat dengan adanya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 yang mengakibatkan sebagian besar wilayah Banyumas menjadi wilayah kekuasaan Kasunanan Surakarta (Sunan Pakubuwana III) kecuali wilayah Kertanegara, Banjar (Banjarmangu), dan Wanakerta.
  6. Perjanjian Giyanti adalah perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755, di desa Giyanti, Jawa Tengah, Indonesia. Perjanjian ini melibatkan tiga pihak utama: Pakubuwana III dari Kesultanan Mataram, Sultan Hamengkubuwana I dari Kesultanan Yogyakarta, dan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Perusahaan Hindia Timur Belanda). Perjanjian Giyanti merupakan hasil dari konflik suksesi di Mataram setelah kematian Pakubuwana II pada tahun 1749. Perselisihan antara putra-putra Pakubuwana II memicu perang saudara yang dikenal sebagai Pemberontakan Mangkubumi (1752-1757). Mangkubumi, yang kemudian menjadi Sultan Hamengkubuwana I, menentang penunjukan Pakubuwana III sebagai raja Mataram yang sah. Perjanjian Giyanti menetapkan pembagian wilayah antara Kesultanan Mataram dan Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Mataram dipimpin oleh Pakubuwana III, sementara Kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Hamengkubuwana I. Perjanjian ini juga membagi wilayah-wilayah di Jawa dan menetapkan hubungan di antara pihak-pihak yang terlibat. VOC, sebagai pihak mediator, mendapat keuntungan dengan diberikan hak untuk memperoleh hasil dari sejumlah daerah yang telah mereka kuasai. Perjanjian Giyanti merupakan tonggak penting dalam sejarah Jawa karena menandai pembentukan Kesultanan Yogyakarta sebagai entitas terpisah dan mengakhiri Pemberontakan Mangkubumi. Perjanjian ini juga menciptakan keseimbangan kekuatan di Jawa, meskipun VOC terus memainkan peran signifikan dalam politik pulau tersebut.
  7. Sejarah kepemimpinan atau tatanan pemerintahan Desa Kertanegara tidak dapat ditemukan secara gamblang. Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa Desa Kertanegara pertama kali dipimpin oleh Eyang Jaya Perkasa atau Wali Perkasa. Selanjutnya kepemimpinan Desa Kertanegara dipegang oleh para ngabei dan berujung pada era kepemimpinan dibawah wilayah Banyumas dan Kasunanan Yogyakarta.
  8. Di Desa Kertanegara terdapat situs makam yang diyakini merupakan makam dari seorang tokoh berpengaruh pada masanya yaitu Mbah Tasjudin atau Mbah Tahajuddin yang nama aslinya belum diketahui.
  9. Sosok Mbah Tasjudin dimungkinkan merupakan salah satu pemimpin Desa Kertanegara pada era perang jawa yaitu sekitar tahun 1825-1830.
  10. Mbah Tasjudin diyakini sebagai pengikut pangeran Diponegoro yang diutus oleh Diponegoro untuk menetap di Desa Kertanegara. Keahlian Mbah Tasjudin dalam aspek spiritual dan pendidikan agama menjadikannya dikenal sebagai tokoh pelindung dan pencerah di Desa Kertanegara. Hingga saat ini, sosok Mbah Tasjudin bak legenda di Desa Kertanegara.
  11. Pemimpin Desa Kertanegara yang dimungkinkan ada adalah sebagai berikut:
    • Ngabei Singapatra
    • Ngabei Martapura
    • Ngabei Singanegara
    • Ngabei Singa Wijaya
    • Ngabei Tirtamenggala
    • Ngabei Prawira Diwirya
    • Mbah Tasjudin (Tahajjudin) dimungkinkan memimpin pada tahun 1830-1842.
    • Embah Baedowi (Belawi) memimpin pada tahun 1842-1864.
    • Ki Wangsa Dikrama I memimpin pada tahun 1864-1893.
    • Ki Wangsa Dikrama II memimpin pada tahun 1893-1935.
    • Ki Wangsa Miharja memimpin pada tahun 1935-1942.
    • Imam Yahdi memimpin pada tahun 1942-1955.
    • Ki Jamasri memimpin pada tahun 1955-1972.
    • Imam Murtaqi memimpin pada tahun 1972-1988.
    • Sugeng Efendi memimpin pada tahun 1988-1998.
    • Bambang Teguh Wahyono memimpin pada tahun 1999-2013.
    • Pujo Hartono memimpin pada tahun 2013-2019.
    • Bambang Teguh Wahyono memimpin pada tahun 2019-2027

Download Buku Sejarah Desa Kertanegara disini